Peristiwa Nuzul Al-Quran menjadi satu rakaman sejarah dalam kehidupan Nabi SAW hingga seterusnya berperingkat-peringkat menjadi lengkap sebagaimana kitab Al-Quran yang ada pada kita hari ini. Peristiwa Nuzul Al-Quran berlaku pada malam Jumaat, 17 Ramadan, tahun ke-41 daripada keputeraan Nabi Muhamad SAW.
Perkataan ‘Nuzul’ bererti turun atau berpindah dari atas ke bawah. Bila disebut bahawa Al-Quran adalah mukjizat terbesar Nabi SAW, maka ianya memberi makna terlalu besar kepada umat Islam terutamanya yang serius memikirkan rahsia Al-Quran.
Secara ringkasnya, 'Al-Quran' bererti bacaan atau himpunan. Di dalamnya terhimpun ayat yang menjelaskan pelbagai perkara meliputi soal tauhid, ibadat, jinayat, muamalat, sains, teknologi dan sebagainya. Kalimah Al-Quran, sering dicantumkan dengan rangkai kata 'Al-Quran mukjizat akhir zaman' atau 'Al-Quran yang mempunyai mukjizat.'
Malah inilah sebenarnya kelebihan Al-Quran tidak ada satu perkara pun yang dicuaikan atau tertinggal di dalam Al-Quran. Dengan lain perkataan, segalanya terdapat di dalam Al-Quran.
Firman Allah SWT:
(Al-An’am:38)
Dalam sejarah kehidupan Nabi SAW ayat al-Quran yang mula-mula diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantaraan malaikat Jibrail ialah lima ayat pertama daripada surah Al-'Alaq. maksudnya:
(Al-‘Alaq 1 : 5)
Pengertian Al-Quran
Secara Bahasa (Etimologi) merupakan mashdar (kata benda) dari kata kerja Qoro-’a (قرأ) yang bermakna Talaa (تلا) [keduanya bererti: membaca], atau bermakna Jama’a (mengumpulkan, mengoleksi).
Anda dapat menuturkan, Qoro-’a Qor’an Wa Qur’aanan (قرأ قرءا وقرآنا) sama seperti anda menuturkan, Ghofaro Ghafran Wa Qhufroonan (غفر غفرا وغفرانا). Berdasarkan makna pertama (Yakni: Talaa) maka ia adalah mashdar (kata benda) yang semakna dengan Ism Maf’uul, ertinya Matluw (yang dibaca). Sedangkan berdasarkan makna kedua (Yakni: Jama’a) maka ia adalah mashdar dari Ism Faa’il, ertinya Jaami’ (Pengumpul, Pengoleksi) kerana ia mengumpulkan/mengoleksi berita-berita dan hukum-hukum.
Secara Syari’at (Terminologi) adalah Kalam Allah Taala yang diturunkan kepada Rasul dan penutup para Nabi-Nya, Muhammad SAW, diawali dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Naas.
Allah ta’ala berfirman,
(Al-Insaan : 23)
(Yusuf : 2)
Allah Taala telah menjaga Al-Quran yang agung ini dari upaya merubah, menambah, mengurangi atau pun menggantikannya. Dia telah menjamin akan menjaganya sebagaimana dalam firman-Nya,
(Al-Hijr : 9)
Muhammad Ali Ash-Shabuni mendefinisikan
Oleh kerana itu, selama berabad-abad telah berlangsung namun tidak satu pun musuh-musuh Allah yang berupaya untuk merubah isinya, menambah, mengurangi atau pun menggantinya. Allah SWT pasti menghancurkan tabirnya dan membuka tipudayanya.
Allah Taala menyebut Al-Quran dengan sebutan yang banyak sekali, yang menunjukkan keagungan, keberkatan, pengaruhnya dan keuniversalannya serta menunjukkan bahawa ia adalah pemutus bagi kitab-kitab terdahulu sebelumnya. Antaranya,
Allah Ta’ala berfirman,
(Al-Maa'idah : 48)
Al-Quran Al-Karim merupakan sumber syari'at Islam yang kerananya Muhammad SAW di utus kepada seluruh umat manusia.
Firman Allah Taala,
(Al-Furqaan : 1)
Al-Quran adalah firman atau wahyu yang berasal dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara melalui malaikat Jibril sebagai pedoman serta petunjuk seluruh umat manusia semua masa, bangsa dan lokasi. Al-Quran adalah kitab Allah SWT yang terakhir setelah kitab taurat, zabur dan injil yang diturunkan melalui para rasul.
Sejarah Al-Quran
Allah SWT menurunkan Al-Quran dengan perantaraan malaikat Jibril sebagai pengentar wahyu yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW di gua hiro' pada tanggal 17 Ramadhan ketika Nabi Muhammad berusia 41 tahun iaitu surat Al-Alaq ayat 1 hingga 5.
Manakala surah terakhir Al-Quran turun pada tanggal 9 zulhijjah tahun 10 hijriah yakni surah Al-Maidah ayat 3. Al-Quran turun tidak secara sekaligus, namun sedikit demi sedikit baik beberapa ayat, langsung satu surat, potongan ayat, dan sebagainya. Turunnya ayat dan surat disesuaikan dengan kejadian yang ada atau sesuai dengan keperluan. Selain itu dengan turun sedikit demi sedikit, Nabi Muhammad SAW akan lebih mudah menghafal serta meneguhkan hati orang yang menerimanya. Lama Al-Quran diturunkan ke bumi adalah kurang lebih sekitar 22 tahun 2 bulan dan 22 hari.
Al-Qur'an terdiri dari 114 bahagian yang dikenal dengan nama surah (surat). Setiap surah akan terdiri daripada beberapa ayat, di mana surah terpanjang dengan 286 ayat, surah Al- Baqarah dan yang terpendek dengan hanya memiliki 3 ayat iaitu surah Al-Kautsar, An-Nasr dan Al-‘Așr.
Surah yang panjang terbagi lagi atas sub bagian lagi yang disebut ruku' yang membahas tema atau topik tertentu. Pembagian ini berdasarkan tempat dan waktu penurunan surah dan ayat tertentu di mana surah2 yang turun sebelum Rasulullah SAW berhijrah ke Madinah tergolong sebagai surah Makkiyah selama 12 tahun. Manakala surah Madaniyah merupakan surah yang turun setelah penghijrahan Nabi di Madinah yang berlangsung selama 10 tahun.
Ketika hayat Nabi Muhammad SAW, terdapat beberapa orang yang menulis Al-Quran iaitu Zaid bin Tsabit, Ali bin Abi Talib, Muawiyah bin Abu Sufyan dan Ubay bin Kaab. Sahabat yang lain juga kerap menuliskan wahyu tersebut walau tidak diperintahkan. Media penulisan yang digunakan saat itu berupa pelepah kurma, lempengan batu, daun lontar, kulit atau daun kayu, pelana, potongan tulang belulang binatang.
Di samping itu ramai sahabat2 yang juga menghafal ayat2 Al-Quran setelah wahyu diturunkan. Pada masa kekhalifahan Abu Bakar, terjadi beberapa pertempuran (dalam perang yang dikenal dengan nama perang Ridda) yang mengakibatkan tewasnya beberapa penghafal Al-Quran dalam jumlah yang signifikan. Umar bin Khattab yang saat itu merasa sangat khawatir akan keadaan tersebut lantas meminta kepada Abu Bakar untuk mengumpulkan seluruh tulisan Al-Quran yang saat itu tersebar di antara para sahabat.
Abu Bakar lantas memerintahkan Zaid bin Tsabit sebagai koordinator untuk pelaksanaan tugas tersebut. Setelah pekerjaan tersebut selesai dan Al-Quran tersusun secara rapi dalam satu mushaf, hasilnya diserahkan kepada Abu Bakar. Abu Bakar menyimpan mushaf tersebut hingga wafatnya kemudian mushaf tersebut berpindah kepada Umar sebagai khalifah penerusnya, selanjutnya mushaf dipegang oleh anaknya yakni Hafsah yang juga isteri Nabi Muhammad SAW.
Pada masa pemerintahan khalifah ke-3 yakni Utsman bin Affan, terdapat keseragaman dalam cara pembacaan Al-Quran (qira'at) yang disebabkan oleh perbedaan dialek (lahjah) antara suku yang berasal dari daerah yang berbeza. Hal ini menimbulkan kekhuatiran Utsman sehingga ia mengambil insiatif untuk membuat sebuah mushaf yang standard (menyalin mushaf yang dipegang Hafsah) yang ditulis dengan jenis penulisan baku. Ia kemudian dikenali dengan istilah cara penulisan (rasam) Utsmani yang digunakan hingga saat ini.
Kemudian, seluruh mushaf yang berbeza penghasilannya diperintahkan untuk dimusnahkan (dibakar). Utsman telah berhasil mencegah dari terjadinya perselisihan di antara umat Islam di masa depan dalam penulisan dan pembacaan Al-Quran.
Menurut Syaikh Manna' Al-Qaththan dalam Mahabits fi 'Ulum Al Qur'an, keterangan ini menunjukkan bahwa apa yang dilakukan Utsman telah disepakati oleh para sahabat. Demikianlah selanjutnya Utsman mengirim utusan kepada Hafsah untuk meminjam mushaf Abu Bakar yang ada padanya. Lalu Utsman memanggil Zaid bin Tsabit Al-Anshari dan tiga orang Quraish, iaitu Abdullah bin Az-Zubair, Said bin Al-Ash dan Abdurrahman bin Al-Harits bin Hisyam. Ia memerintahkan mereka agar menyalin dan memperbanyak mushaf, dan jika ada perbezaan antara Zaid dengan ketiga orang Quraish tersebut, hendaklah ditulis dalam bahasa Quraish karena Al Quran turun dalam dialek bahasa mereka.
Setelah mengembalikan lembaran-lembaran asli kepada Hafsah, ia mengirimkan tujuh buah mushaf, yaitu ke Mekkah, Syam, Yaman, Bahrain, Bashrah, Kufah, dan sebuah ditahan di Madinah (mushaf al-Imam).
Kandungan Al-Quran
Ajaran Utama Dalam Isi Kandungan Al-Quran
1. Tauhid - Keimanan terhadap Allah SWT
2. Ibadah - Pengabdian terhadap Allah SWT
3. Akhlak - Sikap & perilaku terhadap Allah SWT, sesama manusia dan makhluk lain
4. Hukum - Mengatur manusia
5. Hubungan Masyarakat - Mengatur tata cara kehidupan manusia
6. Janji Dan Ancaman - Reward dan punishment bagi manusia
7. Sejarah - Teladan dari kejadian di masa lampau
Keistimewaan Al-Quran
1. Memberi petunjuk lengkap disertai hukumnya untuk kesejahteraan manusia segala zaman, tempat dan bangsa.
2. Susunan ayat yang mengagumkan dan mempengaruhi jiwa pendengarnya.
3. Dapat digunakan sebagai dasar pedoman kehidupan manusia.
4. Menghilangkan ketidakbebasan berfikir yang melemahkan daya upaya dan kreatifitas manusia (memutus rantai taqlid).
5. Memberi penjelasan ilmu pengetahuan untuk merangsang perkembangannya.
6. Memuliakan akal sebagai dasar memahami urusan manusia dan hukum-hukumnya.
7. Menghilangkan perbedaan antar manusia dari sisi kelas dan fisik serta membedakan manusia hanya dasi takwanya kepada Allah SWT.
Setelah Rasulullah wafat, yang tertinggal adalah Al-Quran yang terjaga dari penyimpangan dan pemutarbalikan fakta agar dipakai sebagai petunjuk dan pedoman dalam mengarungi dunia fana ini.
Firman Allah SWT :
(Al-Arof : 158)
Allah menurunkan Al-Quran kepada nabi Muhammad SAW untuk mengeluarkan umat manusia dari kegelapan dan kebodohan menuju cahaya Islam, sehingga menjadi benar-benar umat yang baik dan terbaik yang pernah ada di muka bumi ini.
Di antara ciri khas atau keistimewaan yang dimiliki Al-Quran adalah pemberi syafa’at pada hari kiamat pada orang yang membacanya, mengkajinya, hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan Abi Umamah al, Bahimah, bahwa Rasulullah SAW bersabda, yang artinya:
1. Kitabun Naba'i wal Akhbar - Kitab Berita dan Kabar
( An-Naba’ 78:1-2 )
2. Kitabul Hukmi wal Syari’ati - Kitab Hukum Syariah
( Al-Maaidah 5:49 )
3. Kitabul Jihad – Kitab Jihad
(Al-Ankabut 29:69 )
4. Kitabut Tarbiyah – Kitab Tarbiyah
( Al-Imran 3:79 )
5. Minhajul Hayah – Pedoman Hidup
( Al-Qashash 28:50 )
6. Kitabul ‘Ilm – Kitab Ilmu pengetahuan
( Al-‘Alaq 96:1-5 )
Nama-Nama Al-Quran
a. Al-Huda (petunjuk)
Dalam Al-Qur’an terdapat tiga kategori tentang posisi Al-Quran sebagai petunjuk.
Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia secara umum.
Allah berfirman,
Al-Quran adalah petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa.
Allah berfirman,
Al-Quran sebagai petunjuk bagi orang-orang yang beriman. Allah berfirman.
b. Al-Furqon (pemisah)
Dalam Al-Quran yang membezakan dan memisahkan antara yang hak dan yang batil atau antara yang benar dengan yang salah.
Allah berfirman,
c. Al-Syifa (Ubat)
Al-Quran dikatakan bahwa ia berfungsi sebagai ubat bagi penyakit yang ada di dalam dada (mungkin yang dimaksud disini adalah penyakit psikologis).
Allah berfiman,
d. Al Mau’idzoh (nasihat)
Dalam Al-Quran dikatakan bahwa ia berfungsi sebagai nasihat bagi orang-orang bertaqwa. Allah berfirman,
e. Al-Kitab (Yang Ditulis)
( Al-Baqarah : 2 )
f. Ar-Rahmah (Rahmat)
(Al-Maaidah 5:15)
h. Ar-Ruh (Ruh)
( Asy-Syuura 42:52 )
i. Al-Haq (Kebenaran)
h. Al-Mau’izah (Pengajaran)
Abu Amirul · 761 weeks ago
Blog saudari sungguh menarik dan penuh pengajaran, teruskan menulis.
Sila kunjungi http://askamakalikada.blogspot.com dan harap sudi menjadi follower dan kinkkan di blog saudari.
Wassalam.
My recent post PENDAKWAH YANG TAKUT MATI
izryn · 761 weeks ago